PUISI BEBAS : BUNDAKU TERSAYANG

Diposting oleh Unknown on Senin, 21 Desember 2015

BUNDAKU TERSAYANG

Puisi n 1 ragam sastra yg bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait; 2 gubahan dl bahasa yg bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusus; 3 sajak;

Puisi bebas adalah puisi yg tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dl setiap bait, jumlah suku kata dl setiap larik;

Sumber : KBBI


Oleh : Masih Misterius
Dalam peluh keringatmu, terpahat pahit manis kehidupan 
Terukir kenangan yang selama ini telah terjalani
Sekian lama melewati hidup merawat diriku
Namun keluh kesahmu terhadapku terpendam di hatimu

Dirimu yang telah melahirkanku
Dirimu yang telah membesarkanku
Dirimu yang dengan sabar merawatku
Dirimu yang mengajariku tanpa kenal lelah
Dan lebih dari itu aku tak pernah bisa berhenti menyusahkanmu…..

Bunda……… 
Dirimu adalah wanita yang paling tegar di dunia ini
Dirimu yang berusaha untuk tidak menangis di hadapanku kala ayah pergi
Meskipun luka dalam hatimu tak mampu menahan buliran air matamu
Kala yang lain terlelap, aku tahu dirimu tak pernah terlena
Pikiran, hati, jiwa dan emosimu selalu bekerja demi masa depanku
Dirimu selalu berpacu dengan waktu
Karena dirimu yakin, tanpa itu bisa jadi aku terlindas oleh zaman yang semakin keras

Andai aku bisa, Bunda……….
Kan kubalas segenap cinta dan kasihmu
Andai aku mampu, Bunda 
Kan ku persembahkan seterang kilauanmu, sehangat dekapanmu, 
setulus kasihmu dan sebijak nasihatmu

Bundaku tersayang……. Dirimulah pelita hatiku
Selalu berkorban untukku, dalam menggapai cita-citaku
Dalam setiap irama tubuhmu, dirimu selalu menyapa
Dalam kepenatan yang tak pernah terbisikkan, dirimu selalu mendekap
Dalam kerinduan yang dalam, dirimu tak pernah ingin lepas dariku

Bunda………..
Tiada henti aku mendo’akanmu, ternyata aku belum berhenti menyusahkanmu
Saat dirimu harus hadapi kenakalan demi kenakalan yang kulakukan
Namun sekali lagi dirimu tak pernah mengeluh, tetap sabar dan mengerti

Bunda….entah apalagi yang harus kukatakan 
Tak cukup pengabdian yang selama ini telah aku lakukan
Untuk mengganti tetesan darah dan keringat yang telah dirimu korbankan
Terima kasih Bunda .............
Terima kasih atas pengorbananmu
Atas semua yang dirimu berikan padaku
Terima kasih kuucapkan padamu

Ya Allah, kutengadahkan tanganku berharap
Kau membahagiakannya sepertiku kini
Ya Rabbi, aku memohon berilah Bunda mimpi yang selalu indah
Ya Rabbul Izzati, aku berharap pada-Mu
Anugerahkan Bunda kecupan hangat, seperti yang selalu ia berikan padaku
Saat aku terbangun di pagi hari

Ya Illahi, sejahterakanlah Bundaku tersayang
Bunda telah bertaruh nyawa melahirkan kita sambil menangis kesakitan
Masihkah kita tega menyakitinya?
Tidak menghormatinya.................
Mencaci makinya.............
Melawannya...........
Memukulnya............
Mengacuhkannya...............
Membohonginya...............
Melukai hatinya.....................
Masihkah kita tega melukainya????????
Bunda menahan derita demi kita dan mau berbuat apa saja demi kita
Bundalah yang selalu meneteskan air mata ketika kau pergi
Bundalah yang rela tidur tanpa selimut demi melihat kita tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuh kita 
Namun coba kalian bayangkan, ketika beliau tidur dan seandainya matanya takkan terbuka untuk selamanya...........
Ketika kepulangan kita dari tempat ini harus disambut dengan air mata...... 
Air mata duka cita atas kepergiannya yang tak bisa kita tunda-tunda
Kafan putih membungkus tubuhnya yang telah terlihat rapuh karena usia,
Teriring doa menemani jasadnya di peristirahatan abadi

Tetes air mata tak lagi ada gunanya, hanya rasa sesal atas sikap nakal kita selama ini.
Hanya itu yang bisa terlintas dalam lubuk hati kita saat itu.

Saat itu pun tangannya takkan lagi hapuskan airmatamu
Dan tiada lagi nasihat yang sering kita abaikan
Ketika Allah memanggil beliau dalam pangkuanNya
Tiada lagi yang kan mengusap lembut kepala kita selembut belaiannya
Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita dengan senyuman indahnya
Yang ada hanyalah foto kenangan, pakaian bunda dan kamar kosong tiada penghuninya
Yang ada hanya kenangan dan pusara bunda
Tak kan ada lagi kehangatan darinya, untuk saat itu dan selamanya

Ya Allah, pinta ini hanya ku tunjukkan padaMu
pada kuasaMu atas seluruh ciptaan di dunia ini
berikanlah aku kesempatan untuk bisa membuat bundaku bangga
bangga atas apa yang akan aku capai nanti
berikanlah aku kesempatan sebelum Engkau menjemputnya dalam pangkuanMu
dalam dekapan abadiMu di tempat yang paling nyaman di sampingMu.

Maaf juga ku pasrahkan pada kebesaranMu, atas khilaf yang selama ini telah kulakukan.
Ketika hatiku tak lagi mencintai perintahMu
Ketika nurani ini menjadi tak menentu dengan ajaranMu

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar